Bismillahirrahmanirrahim...
Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah..setelah sekian lama kanvas corat-coret ni sepi tanpa contengan,hari ni,ana masih diberi peluang oleh Pencipta manusia untuk bernafas dan menyerbarkan ilmu yang dipelajari walau satu ayat..
In shaallah..malam yang dingin,hujan renyai-renyai ja tadi,terasa nak berkongsi sesuatu dengan sahabat-sahabat alam maya ni..:)..mesti rindu ana kan kan kan??.>_<.hehehe..gurau-gurau ja..
In shaallah..baru tadi ana buka akaun fb ana,ana ternampak satu coretan di wall salah seorang sahabat tentang perkongsian cerita ''Mengenali Untuk Mencintai''..mula-mula ana ingatkan cerita tentang pasangan bercinta,atau cerita cinta selepas nikah.yela..sekarang ni fenomena cerita tentang cinta-cinta pula di facebook ni..jadi,ana abaikan kisahnya..asyik-asyik membaca status sahabat-sahabat yang lain,tiba-tiba naik lagi di suapan berita ana tentang kisah itu.
jadi,terdetik dalam hati untuk membacanya..bila ana baca dari permulaan,rupa-rupanya sangkaan ana meleset sama sekali..jadi serba salah pula..
selepas habis baca,ana minta keizinan pada tuan status tu untuk copy dan kongsikan pada sahabat-sahabat yang lain.ramai yang tidak tahu akan hal ini..
In shaallah..ana kongsikan di blog ana ni..moga bermanfaat ya..:')..
''MENGENALI UNTUK MENCINTAI''
1)
Mu’adz bin Jabal yang menjerti dan menagis teresak-esak sehingga beliau
pengsan oleh sebab dapat berita tentang kematian Rasulullah SAW.
2) Rasulullah telah patah gigi di dalam perang Uhud, berita itu sampai
ke Awais dan Awais di rumahnya sanggup mematahkan giginya sendiri kerana
hendak merasai apa yg Rasulullah telah rasai.
3) Ada seorang
pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia
singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah
keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia
hanya mengucapkan salam lalu
memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu hari setelah
dia ketemu Rasululllah dan dia pergi, lalu tak lama kemudian balik dari
pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin
melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut dan tidak sanggup tidak
dapat melihat tuan seperti ini lagi.”
4) Abu Ayyub Al-Anshari.
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di
pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua
tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di
bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak sanggup tidur karena
mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah
kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak,
nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah
Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu
Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang
tulus dari Abu Ayub.
5) Dalam perang Uhud, ketika kaki
Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar
Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan
jilatannya. Rasulullah terkejut lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!”
Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya
sampai luka ini kering!”
6) Rasulullah sedang membariskan
pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya.
Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar,
selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah datang
dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu
memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat
bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun
dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah
aku! Sebagai qishas atas
kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata:
“Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah
segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan
mencium perutnya. Rasulullah terkejut dan berkata: “Ada apa denganmu?”
Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh,
mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin
sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”
7)
Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi
setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan
“Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ.
Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar
suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya
dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal
sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak
sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun
dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi
membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika
Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena
tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.
8) Seorang budak
bernama Tsauban sangat menyayangi dan hatinya selalu merindukan
Rasulullah Muhammad SAW. Sehari saja tidak bertemu Nabi, rasanya seperti
setahun baginya. Kalau bisa dia ingin bersama Rasul setiap waktu.
Karena jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat sedih, murung dan
seringkali menangis. Demikian juga yang dilakukan Rasulullah terhadap
Tsauban begitu mengetahui betapa besarnya kasih sayang Tsauban terhadap
dirinya. Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah SAW dan berkata, “Ya
Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, saya sangat sedih jika berpisah
dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika sudah bertemu barulah
hatiku menjadi tenang dan gembira sekali. Apabila memikirkan akhirat,
hati ini bertambah cemas dan takut kalau-kalau tidak dapat bersama
denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi. Sedangkan saya
belum tentu, entah di syurga paling bawah atau yang paling mencemaskan,
kemungkinan tidak dimasukkan ke syurga langsung. Jika demikian, tentu
saya tidak akan bertemu denganmu lagi.” Rasulullah amat terharu
mendengar perkataan Tsauban. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa
karena balasan surga atau neraka bagi setiap hamba itu hak dan urusan
Allah. Maka setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah SAW
yang berbunyi; “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka
itu akan bersama-sama dengan orang- orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS
An Nisaa’:69). Mendengar jaminan itu Tsauban pun tersenyum. Hatinya
menjadi tenang dan gembira kembali.
Kenalilah peribadi Rasulullah. Pasti hatimu mencintainya.
Semoga Bermanfaat. Perkongsian bersama.:')..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan